Analisis Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Terbaru

Profil, Fundamental, Teknikal, Strategi Investasi, Risiko Investasi Saham ini, dan Prospek

Profil Perusahaan:

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, lebih dikenal sebagai GOTO, adalah perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang menyediakan layanan on-demand, e-commerce, dan pembayaran digital. Dibentuk dari merger antara Gojek dan Tokopedia pada 2021, GOTO memiliki posisi unik sebagai salah satu ekosistem digital terbesar di Asia Tenggara. GOTO beroperasi melalui tiga segmen utama: on-demand services, e-commerce, dan fintech services, meliputi layanan transportasi, pengiriman makanan, belanja online, dan pembayaran digital.

Segmen Bisnis Utama:

  1. On-Demand Services: Layanan transportasi seperti GoRide dan GoCar untuk transportasi motor dan mobil, serta GoFood untuk pengiriman makanan. Segmen ini juga mencakup jasa logistik seperti GoSend dan GoMart untuk belanja bahan makanan.
  2. E-commerce: Tokopedia, sebagai salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, menyediakan marketplace untuk berbagai produk konsumen, dari elektronik hingga kebutuhan rumah tangga.
  3. Fintech: GOTO menawarkan layanan pembayaran digital melalui GoPay, yang telah menjadi salah satu platform pembayaran paling populer di Indonesia. Layanan ini mencakup dompet digital dan pembayaran melalui QRIS, serta berbagai produk keuangan lainnya seperti investasi dan asuransi.

Kinerja Keuangan

Pada tahun 2023, GOTO membukukan pendapatan sebesar IDR 14,79 triliun, naik 30,28% dibandingkan tahun sebelumnya​. Namun, perusahaan masih mengalami kerugian bersih besar, yaitu sekitar IDR 85,93 triliun pada 12 bulan terakhir​. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada pertumbuhan pendapatan yang signifikan, perusahaan masih menghadapi tantangan dalam mencapai profitabilitas.

Tren Harga Terbaru

Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) saat ini diperdagangkan di Rp 72 per saham, dengan kenaikan 5.88% pada 22 Oktober 2024. Namun, saham GOTO telah berada pada tren menurun, mencapai level terendah di Rp 50 dalam 52 minggu terakhir, jauh dari level tertinggi tahunannya di Rp 116

Analisis Fundamental

GOTO melaporkan pendapatan sebesar IDR 15,64 triliun selama 12 bulan terakhir, dengan pertumbuhan 5,44% dibandingkan periode sebelumnya. Ini menunjukkan ekspansi yang moderat, meskipun perusahaan tetap mengalami kerugian bersih besar sebesar IDR 85,93 triliun. Sumber utama kerugian ini berasal dari pengeluaran operasional yang tinggi, meskipun margin kotor yang tercatat cukup baik di angka 60,20%​.

Dengan rasio harga terhadap penjualan (P/S) sebesar 4,66, saham GOTO terbilang mahal berdasarkan pendapatan, mengindikasikan bahwa investor memiliki ekspektasi tinggi terhadap potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan​.

Namun, perusahaan masih menghadapi tantangan besar dalam mencapai profitabilitas, terutama mengingat kerugian per saham (EPS) saat ini adalah -80,22 IDR.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, saham GOTO menunjukkan tren positif. Rata-rata pergerakan 50 harinya (IDR 58,92) berada di bawah rata-rata pergerakan 200 hari (IDR 65,92), yang menunjukkan ada momentum jangka pendek menuju kenaikan harga. Indikator Relative Strength Index (RSI) di level 65,50 menunjukkan bahwa saham mendekati area overbought, yang bisa menjadi sinyal bagi investor untuk lebih berhati-hati dalam membeli di level harga saat ini​.

Strategi Bisnis:

  • Sinergi dan Ekspansi Ekosistem: GoTo memanfaatkan ekosistem terintegrasi antara Gojek dan Tokopedia untuk meningkatkan sinergi layanan, termasuk integrasi pembayaran, logistik, dan data pengguna.
  • Fokus pada Profitabilitas: Perusahaan telah mengisyaratkan rencana untuk memfokuskan pada upaya menuju profitabilitas dalam beberapa tahun ke depan, dengan pengurangan biaya, peningkatan efisiensi operasional, dan peningkatan margin.
  • Digitalisasi UMKM: GoTo terus mendorong digitalisasi untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia melalui Tokopedia, dengan memperluas akses penjualan online.

Analisis SWOT:

  • Strengths (Kekuatan):
    • Ekosistem digital yang sangat luas, mencakup ride-hailing, e-commerce, dan fintech.
    • Basis pelanggan yang besar di Indonesia, salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara.
    • Dukungan dari investor global yang kuat, memberikan akses ke modal besar untuk ekspansi.
  • Weaknesses (Kelemahan):
    • Masih mengalami kerugian finansial, yang membuatnya rentan terhadap tekanan dari investor untuk segera mencapai profitabilitas.
    • Tingginya biaya operasional dan persaingan yang intens dari platform serupa seperti Grab dan Shopee.
  • Opportunities (Peluang):
    • Meningkatnya adopsi digital di Indonesia dan Asia Tenggara, terutama di sektor pembayaran digital dan e-commerce.
    • Pertumbuhan bisnis fintech melalui GoPay dan layanan keuangan lainnya di GoTo Financial.
  • Threats (Ancaman):
    • Persaingan ketat dengan perusahaan ride-hailing lain seperti Grab dan Shopee, yang juga agresif dalam ekspansi e-commerce.
    • Perubahan regulasi terkait teknologi finansial dan persaingan pasar yang dapat mempengaruhi strategi GoTo.

Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kinerja

  • Kondisi Ekonomi Global: Perlambatan ekonomi global akibat inflasi dan ketidakpastian geopolitik mempengaruhi kinerja sektor teknologi, termasuk GOTO. Namun, perusahaan berhasil mendapatkan pendanaan besar dari TikTok dan International Finance Corporation (IFC), memberikan suntikan modal yang dibutuhkan untuk mendukung ekspansi lebih lanjut​.
  • Regulasi Pemerintah: Perubahan dalam regulasi terkait e-commerce dan teknologi di Indonesia juga dapat berdampak pada bisnis GOTO, terutama dalam hal perpajakan, peraturan data, dan investasi asing​.

Risiko Investasi

Berikut adalah beberapa risiko investasi utama yang harus diperhatikan untuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO):

  1. Kerugian Operasional yang Berkelanjutan: Meskipun pendapatan meningkat, GOTO terus mencatat kerugian yang sangat besar, dengan rugi bersih sebesar IDR 85,93 triliun dalam 12 bulan terakhir​. Kegagalan untuk mengurangi kerugian ini dapat mengancam stabilitas keuangan perusahaan dan memperpanjang jalan menuju profitabilitas.
  2. Tantangan dalam Mencapai Profitabilitas: Berdasarkan proyeksi, GOTO diperkirakan baru akan mencapai titik impas pada 2026. Investor perlu mempertimbangkan kesabaran yang diperlukan untuk melihat keuntungan yang signifikan dari investasi ini dalam jangka pendek.
  3. Volatilitas Saham yang Tinggi: Saham GOTO sangat volatil, dengan pergerakan mingguan yang sering kali mencapai 6,6%, lebih tinggi dari rata-rata pasar Indonesia. Volatilitas ini dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan, yang mempengaruhi nilai investasi.
  4. Persaingan Ketat di Pasar Teknologi: GOTO menghadapi persaingan dari pemain besar lainnya di sektor teknologi, seperti Grab dan Shopee, yang terus berinovasi dan memperluas cakupan layanan mereka. Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan pangsa pasar GOTO di masa depan.
  5. Ketergantungan pada Pendanaan Eksternal: Meskipun GOTO menerima pendanaan signifikan dari pihak luar seperti TikTok dan IFC, ketergantungan yang berlebihan pada pendanaan eksternal untuk operasi dan ekspansi bisa menjadi risiko, terutama jika investor mulai kehilangan kepercayaan atau kondisi pasar berubah.
  6. Risiko Regulasi: Perubahan regulasi di Indonesia, khususnya di sektor e-commerce dan fintech, dapat berdampak besar pada operasional GOTO. Kebijakan yang lebih ketat terkait perlindungan data dan pajak, serta pembatasan investasi asing, bisa membatasi ruang gerak perusahaan.

Mempertimbangkan faktor-faktor ini, investor perlu menyeimbangkan potensi pertumbuhan GOTO dengan risiko yang signifikan yang melekat pada model bisnis dan lingkungan pasar yang terus berubah.

Prospek dan Tantangan

  • Prospek Positif: Dengan ekosistem yang terintegrasi antara Gojek, Tokopedia, dan GoPay, GOTO memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sinergi antara segmen bisnisnya. Ekosistem ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan pelanggan dari berbagai layanan, yang dapat meningkatkan pendapatan jangka panjang.
  • Tantangan Utama: Meskipun pendapatan terus meningkat, profitabilitas masih menjadi tantangan utama. Kerugian besar yang masih dicatatkan oleh perusahaan, serta tingginya biaya operasional, menjadi faktor yang perlu diperhatikan. GOTO diperkirakan tidak akan mencapai titik impas hingga 2026, sehingga investor perlu bersabar dalam melihat hasil yang lebih nyata dalam jangka panjang.

Kesimpulan: GOTO memiliki potensi pertumbuhan yang kuat berkat ekosistem digital yang terintegrasi dan dukungan modal yang baik. Namun, kerugian operasional yang besar dan tantangan dalam mencapai profitabilitas masih menjadi perhatian utama. Saham ini cocok untuk investor dengan profil risiko tinggi yang mencari peluang di sektor teknologi dengan prospek jangka panjang di pasar Indonesia.

Share your love

Newsletter Updates

Enter your email address below and subscribe to our newsletter

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *